Karena hari ini banyak cerita tentang Mamah Dedeh berseliweran, aku jadi ingin cerita sedikit soal beliau. Tidak, aku tidak kenal Mamah Dedeh. Cuma aku punya satu momen yang berkaitan dengan beliau yang akan kukenang selamanya, karena memalukan, huhu.

Waktu aku awal bekerja sebagai wartawan, aku engga tahu Mamah Dedeh itu siapa. Aku jarang sekali nonton TV, apalagi ikut kajian. Iya, aku separah itu sampai engga tahu Mamah Dedeh siapa.

Suatu hari, aku kebagian nulis berita kecil tentang Mamah Dedeh. Saat itu, aku sedang sering-seringnya menulis tentang seorang pemuka agama… ah, aku tidak berani menyebutnya di sini. Sebut saja namanya H. H ini sosok yang kontroversial. Koran tempatku bekerja saat itu kerap menulis embel-embel notorious di depan namanya.

Karena aku malas riset terlebih dahulu tentang Mamah Dedeh hanya untuk berita sepanjang dua paragraf (iya, aku salah, hiks)… kugunakanlah embel-embel notorious itu karena… ya kukira Mamah Dedeh serupa dengan H ini. Aku pikir, mereka temenan (ya ampun, lugunya anak bocah). Selain itu, berita yang aku tulis saat itu juga cuma berita sehari-hari yang tidak menggambarkan kepribadian beliau.

Berita kukirim, dan habis sudah malam itu aku dibentak-bentak mbak editorku.

“ANGGI!!! KAMU KOK BISA-BISANYA BILANG MAMAH DEDEH NOTORIOUS? KAMU GAK TAU YA ARTINYA APA? KAMU JANGAN SEMBARANGAN PAKAI KATA YANG KAMU GAK TAU ARTINYA!!!”

Aku cuma bisa bengong. Aku lihat mata-mata cemas memandang di sekelilingku. Kalau sampai mbak editorku, yang bahkan berbeda kepercayaan denganku dan Mamah Dedeh sampai semarah ini, berarti aku membuat kesalahan yang sangat memalukan. Aku tahu harus segera bikin jawaban secepat mungkin: menjatuhkan pride-ku, atau menjatuhkan pride-ku dan membiarkannya diinjak-injak banyak orang.

Aku pilih yang pertama.

“Iya mbak, saya gak tahu artinya.”

Iya, aku bohong. Maaf Mbak Bebi.

Aku malu mengakui bahwa aku se-ignorant itu gak tahu Mamah Dedeh siapa. Aku malu mengakui bahwa aku ga riset dulu. I learned the hard way lah pokoknya, gak lagi-lagi sok tahu.

Malam itu, aku pulang dengan disuguhi oleh segudang video kajian Mamah Dedeh oleh Zaki, my bestfriend for lyfe. Sekarang aku sudah tahu Mamah Dedeh itu siapa.

Panjang umur sehat selalu ya, Mah.

 


Comments

2 responses to “Mamah Dedeh”

  1. Asli ngakak! Maaf lho! Kujuga ga tau2 banget Mamah Dedeh sih, tp jd belajar ya sebelum interview atau liputan, cari background dulu 🤣

    Liked by 1 person

    1. Belajar banget, kaka bunga. Gak lagi2 deh, malunya sampai sekarang 😭

      Liked by 1 person

Leave a comment